Pameran Taman Kenangan Lestari memorial park

Awalnya, seorang anak muda berusia 27 tahun datang ke sebuah pameran properti tanpa niat apa-apa. Ketika seorang agen dengan ramah menawarkan brosur Taman Kenangan Lestari, ia sempat merasa ragu bahkan ingin menolak.

“Untuk apa saya ambil brosur makam? Saya masih muda, orang tua saya pun masih sehat,” batinnya.
Namun, entah mengapa tangannya tetap menerima brosur itu dan membawanya pulang.

Malamnya, ia tanpa sengaja meletakkan brosur itu di meja ruang tamu. Sang mama yang sedang duduk membaca langsung memperhatikannya, begitu pula papa yang kemudian ikut mendekat.
Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka membuka halaman demi halaman brosur tersebut. Semakin lama dibaca, wajah mereka terlihat semakin serius, lalu berubah menjadi penuh harapan.
“Nak, tempat ini indah sekali ya. Damai, rapi, modern, dan begitu terhormat…” ucap mama pelan.
Papa menimpali, “Andai nanti saat tiba waktunya, papa dan mama bisa bersama-sama di tempat seperti ini. Kavling double itu bagus sekali.”

Sang anak terdiam. Ada rasa terkejut bercampur haru di dadanya. Ternyata hal yang ia anggap sepele, justru begitu berarti bagi orang tuanya.

Beberapa hari kemudian, ia mengambil keputusan besar: menggunakan sebagian hasil jerih payah kerjanya untuk menghadiahkan kavling double di Lestari Memorial Park bagi kedua orang tuanya.
Saat survey lokasi, mama papa berdiri bergandengan tangan di tepi kavling yang dipilih anaknya. Di depan mereka terbentang hamparan hijau, pepohonan rindang, dan langit biru yang damai.
Air mata mama tak terbendung. “Nak… ini hadiah terindah yang pernah kami terima. Betapa Tuhan sungguh baik memberkati kami lewat engkau.”
Papa pun menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, “Kami bangga sekali punya anak yang mengerti arti kasih dan bakti. Terima kasih, Nak.”

Anaknya ikut terharu. Ia merasa bersyukur karena pendidikan, kasih sayang, dan doa orang tuanya telah membentuknya menjadi pribadi yang kuat dan sukses di usia muda. Kini, ia bisa membalasnya dengan cara yang mulia — menghadiahkan sebuah tempat istirahat terbaik bagi orang tua yang paling ia cintai.

Di tengah suasana penuh syukur itu, ia berdoa dalam hati:
“Tuhan, terima kasih karena Engkau memberi aku kesempatan untuk membahagiakan mama dan papa. Semoga hadiah kecil ini menjadi tanda kasih abadi kami, sampai kelak kami semua berkumpul kembali di sisi-Mu.”